Jumat, 28 Oktober 2016

Melakukan dengan Benar Saja Tidaklah Cukup


"Terkadang dalam hidup melakukan dengan benar saja tidaklah cukup maka lakukanlah yang terbaik dalam kebenaran"


Sebelumnya saya akan menyamakan persepsi terlebih dahulu mengenai arti kata "benar" di dalam konteks tulisan saya ini. Arti kata benar yang saya maksud adalah segala sesuatu yang sesuai dengan aturan ataupun hukum yang berlaku di dalam suatu tempat dan juga sesuai dengan kenyataan yang ada. Untuk lebih memperjelas maksudnya, marilah kita lihat contohnya: batu apabila dilemparkan ke atas pasti akan jatuh ke bawah, hal ini adalah benar karena sesuai dengan hukum alam yang berlaku dan pada kenyataannya adalah seperti itu. sebuah contoh lagi, di negara Indonesia apabila seseorang mengendarai kendaraan di jalan raya harus berada pada ruas kiri jalan, dan pernyataan ini adalah benar karena sesuai dengan aturan atau hukum lalu lintas yang berlaku di negara Indonesia. Tetapi untuk di negara lain mungkin hal di atas tidaklah benar karena berlaku hukum yang berbeda, misalnya saja di Amerika Serikat orang berkendara adalah pada ruas jalan sebelah kanan.

Menjalani hidup ini memanglah harus secara benar, karena apabila kita tidak menjalaninya dengan benar sesuai dengan hukum dan aturan yang ada pastilah akan ada suatu konsekuensi yang akan kita terima atas ketidak benaran tersebut. Walaupun ada kalanya seseorang melakukan pelanggaran dan tidak diketahui oleh pihak yang berwenang, mungkin tidak ada sebuah konsekuensi berupa sanksi atau hukuman yang diterima tetapi pasti akan ada sesuatu yang terasa tidak nyaman/was-was/khawatir di dalam diri sendiri sebagai bentuk konsekuensi atas ketidak benaran yang dilakukan. Hal ini terjadi karena pada dasarnya manusia itu mempunyai kebenaran di dalam hatinya yang biasa disebut dengan hati nurani yang selalu mengontrol kebenaran kita dalam melakukan sesuatu.

Untuk melakukan segala hal dalam hidup kita secara benar bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan untuk melakukan atau menjadi benar dalam hal-hal yang kecil saja terkadang banyak sekali rintangan dan godaan yang harus kita hadapi. Walaupun untuk melakukan dengan benar saja sudah tidak mudah, terkadang di dalam kehidupan ini ada juga hal-hal yang tidak cukup hanya dengan melakukannya secara benar saja, tetapi menuntut lebih daripada sekedar benar.

Kalau kita teliti dan cermati kehidupan yang kita jalani sehari-hari, mungkin banyak hal-hal yang harus kita lakukan merupakan sebuah kompetisi, mungkin juga ada hal-hal yang harus dilakukan dengan sebuah batasan waktu yang harus kita tepati, dan mungkin masih banyak lagi hal-hal lain dengan syarat dan kondisi yang berlaku. Melihat kondisi tersebut di atas maka terpikirlah bahwa melakukan dengan benar saja kadang tidaklah cukup untuk memenangkan kompetisi, untuk dapat sesuai dengan batasan waktu yang ada ataupun sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada dalam hidup ini. Sebagai contoh di dalam melakukan pekerjaan kita di tempat kerja, mungkin kita sudah melakukan dengan benar sesuai prosedur yang ada tetapi karyawan lainpun sudah sama-sam melakukan dengan benar pula. Setiap karyawan pastilah menginginkan penghasilannya bertambah ataupun karirnya meningkat, dan dalam hal ini adalah sebuah kompetisi yang harus dilakukan dan dimenangkan agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Untuk memenangkan sebuah kompetisi pastilah tidak mudah, kita dituntut untuk berbuat lebih daripada yang lain atau menjadi yang terbaik.

Setelah berusaha untuk melakukan secara benar dan melakukan yang terbaik yang mampu dilakukan, apakah kita pasti menjadi pemenang kompetisi yang kita ikuti? Belum tentu, tetapi pada saat kita sudah melakukan secara benar dan yang terbaik yang mampu kita lakukan maka apapun hasil akhir dari kompetisi yang kita ikuti, tidak akan kita rasakan sebuah penyesalan yang mengganggu hidup kita. Sahabat, marilah kita lakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada dan tentunya juga dalam kebenaran.

Kamis, 27 Oktober 2016

Puisi: Arti dan Berartinya Sebuah Persahabatan



Manusia sebagai makhluk sosial, pastilah membutuhkan orang lain di dalam setiap saat kehidupan yang dijalaninya. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali bentuk kebutuhan kita yang memerlukan kehadiran orang lain. Misalnya saja hanya untuk saling bercakap-cakap, berdiskusi, membuat group untuk suatu permainan dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin banyak sekali orang lain yang berhubungan dengan kita di sepanjang hidup yang sudah kita lewati, dan pastilah orang tua, saudara serta suami /isteri apabila kita sudah menikah merupakan orang lain yang sangat istimewa dan berarti bagi kita semua.

Di luar yang sudah disebutkan di atas, yang secara hubungan masih ada pertalian darah secara langsung antara satu orang dengan orang yang lainnya ataupun secara hukum agama dan negara, pastilah kita juga mempunyai satu orang atau lebih yang begitu dekat dengan kita. Mungkin pada awalnya orang-orang tersebut bukanlah siapa-siapa bagi kita atau mungkin juga kita kenal dengan tidak sengaja. Biasanya setelah berkenalan dan bergaul dalam kurun waktu yang cukup lama maka kita akan dapat merasakan dan memilah orang-orang yang kita kenal tersebut. Apabila terdapat kecocokan antara satu orang dengan yang lainnya maka pastilah hubungan tersebut akan menjadi semakin dekat. Adakalanya kedekatan dengan orang lain ini bahkan dapat melebihi kedekatan dengan saudara yang masih ada pertalian darah. Hubungan yang begitu dekat ini secara umum disebut dengan persahabatan.

Sebuah persahabatan biasanya tercipta melalui sebuah proses waktu yang cukup panjang. Pada umumnya awal dari sebuah persahatan mulai terjalin pada saat seseorang menginjak masa ABG atau menuju kedewasaan. Mengapa persahabatan biasanya dimulai pada usia tersebut? Karena seseorang pada masa ini sedang dalam proses mencari jati diri sehingga dia akan mencoba bertanya dan bercerita apa yang dirasakan dan dialami pada teman sebayanya. Dengan adanya kesamaan usia yang otomatis juga mengalami hal yang kurang lebih sama maka terciptalah rasa senasib sepenanggungan. Kesamaan-kesamaan inilah yang akhirnya membentuk kedekatan hubungan antar teman yang satu dengan yang lainnya. Hal ini biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan mempunyai kesan yang mendalam dalam kehidupan seseorang sehingga sulit untuk dilupakan. Banyak sekali hal-hal yang menyenangkan dan juga hal yang sulit yang kita lalui bersama dengan sahabat-sahabat kita. 



Secara umum seseorang yang kita sebut sebagai sahabat biasanya hanyalah beberapa orang dari sekian banyak teman yang ada. Hal yang membedakan antara teman dan sahabat biasanya adalah tingkat ketulusan dan kepercayaan yang saling diberikan antar teman. Dimana seorang sahabat tidak hanya dapat sebagai tempat berbagi suka saja tetapi terlebih pada saat kita mengalami suatu keadaan yang kurang menyenangkan. Di dalam hal inilah seorang sahabat mempunyai arti yang dalam, dimana tidak ada orang lain sebagai tempat berbagi dan berkeluh kesah ataupun sekedar mendengarkan apa yang sedang kita rasakan. Kan ada orang tua, mengapa tidak bercerita kepada mereka? Karena pada masa-masa remaja seseorang pasti merasa tidak begitu nyaman untuk bercerita kepada orang tuanya, mungkin karena takut dimarahi atau pun kemudian malah dilarang dan lain sebagainya. Dan hanya seorang sahabatlah yang dapat merelakan dirinya untuk mengerti tentang  kondisi kita.

Dan karena kerinduan akan kenangan-kenangan yang masih begitu melekat dalam hati bersama dengan sahabat-sahabat saya waktu dulu, maka saya menuliskan sebuah puisi untuk mengenang sahabat-sahabat yang telah banyak menggoreskan cerita dalam kehidupan saya, walaupun saat ini sudah sangat jarang bertemu karena kesibukan, waktu dan jarak.

Sebuah puisi untuk seluruh sahabatku:

Puisi terima kasih sahabat

Awan hitam gelap berarak
Beriring Melintas di langit senja
Burungpun terbang tanpa tujuan
Kemanakah aku harus berlari?

Rintik hujan mulai tercurah
Bersama gelegar guntur bersahutan
Menggetarkan raga yang kian renta
Dimanakah aku harus berlindung?

Dinginnya sang bayu kian menusuk
Dan darahpun seolah terasa beku
Padamkan gelora dan bara jiwa
Mampukah aku mengobarkan kembali?

Samar kulihat hadirmu di sisiku
Lembut lirih kudengar suaramu
Hangat terasa jamah tanganmu
Dan kau telah datang untukku

.....Terima kasih sahabat.....




Selasa, 18 Oktober 2016

Kekhawatiran Adalah Sebuah Kerugian


"Kekhawatiran tentang hari esok tidak akan membuat hari esok menjadi lebih baik, bahkan sebaliknya"

Setiap orang pasti pernah merasakan sebuah rasa yang tidak mengenakkan seperti rasa cemas, gelisah atau rasa takut terhadap sesuatu yang belum pasti tetapi harus tetap dijalani, dan inilah yang biasa dinamakan dengan rasa khawatir. 

Secara umum kekhawatiran dalam diri seseorang adalah normal apabila rasa khawatir tersebut tidaklah berlebihan dan tidak berkelanjutan. Kekhawatiran biasanya akan muncul pada saat kita akan menghadapi sesuatu yang besar menurut pemikiran kita dan kondisi dimana kita harus melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan atau alami. Contoh sederhana dan mungkin hampir semua orang pernah mengalami adalah pada saat kita pertama kali akan menghadapi ujian nasional (UN), di dalam pikiran kita lulus ujian nasional tersebut adalah hal yang sangat penting dan mengikuti ujian nasional tersebut belum pernah kita alami sebelumnya, sehingga pikiran dan perasaan kita akan terbeban dengan berbagai macam hal tentang ujian di hari esok.

Seperti di dalam contoh sederhana di atas, di dalam menjalani hidup sehari-hari sering kali kita dihadapkan dengan berbagai masalah dan beban hidup yang belum pernah kita alami sebelumnya sehingga membuat kita menjadi khawatir atau bahkan "stres". Rasa khawatir yang berkepanjangan dan membebani pikiran serta perasaan kita sebenarnya sangat merugikan dari sisi kesehatan tubuh dan mental karena hal tersebut akan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.

Rasa khawatir yang paling sering dirasakan oleh manusia adalah kekhawatiran tentang kehidupan dimasa yang akan datang. Biasanya seseorang yang sudah cukup dewasa atau pun yang sudah berkeluarga akan mulai terbebani sebuah tanggung jawab tentang bagaimana masa depan dirinya sendiri dan masa depan dari orang-orang yang dicintai. Karena masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti dan belum kita alami maka hal inilah yang menimbulkan rasa khawatir dalam diri seseorang. 

Sebuah pertanyaan, "Apakah seseorang dapat menghindarkan diri dari rasa khawatir?" Menurut pendapat saya tidaklah mungkin menghindar dari rasa ini karena munculnya rasa khawatir tidak dikendalikan oleh kesadaran kita akan tetapi kita dapat dengan sadar mengelola dan meminimalkan agar efek yang ditimbulkan tidak berkelanjutan. Rasa khawatir yang membebani perasaan dan pikiran kita serta menguras energi yang ada untuk selalu berandai-andai dan bertanya-tanya sendiri "Seandainya besok....bagaimana ya....?" Hal ini tidak akan menghasilkan apapun dan tidak akan mengubah apapun serta tidak akan membuat hari esok menjadi lebih baik. Bahkan dapat dikatakan bahwa rasa khawatir adalah sebuah kerugian dalam hidup kita, mengapa demikian? Karena dengan adanya rasa khawatir yang mengganggu tersebut, kita kehilangan sebuah kesempatan memanfaatkan waktu dan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidup. 

Hanya sebuah saran, pada saat kita merasakan adanya sebuah kekhawatiran yang mengusik perasaan dan pikiran, maka sebaiknya kita ambil waktu dan berdoa untuk berserah diri kepada Tuhan agar terbebas dari rasa tersebut dan mendapatkan keyakinan serta harapan untuk dapat melakukan dan melewati apa yang ada di masa yang akan datang. Sahabat, dalam tulisan ini saya sekedar berbagi pendapat saja dan mungkin masih banyak hal-hal yang belum saya ketahui sehingga apabila ada sahabat yang berkenan memberikan pendapat dan masukan untuk tulisan ini mohon dapat menuliskannya dalam kolom komentar, terima kasih.


Minggu, 16 Oktober 2016

Cinta bukanlah sekedar ucapan


"CINTA bukanlah sekedar ucapan kata tetapi sebuah kemauan dan tindakan untuk kebahagiaan orang yang dicinta"




Salah satu kata yang terdengar sangat indah di telinga dan hati manusia adalah kata CINTA. Tetapi keindahan dari makna kata cinta selalu  membawa sebuah konsekuensi yang belum tentu setiap orang mau untuk mengambilnya. Mungkin sebagian besar orang hanya melihat dan memaknai kata cinta dari salah satu sisinya yaitu sisi keindahan untuk dirinya sendiri, sehingga gambaran yang terbentuk adalah sebuah kebahagian dan kesenangan untuk dirinya yang akan dilakukan oleh orang lain untuknya.


Keindahan cinta tidaklah mengenal usia, baik itu orang muda maupun orang yang sudah berumur dan seringkali membuat seseorang lupa akan kondisi dirinya. Sekali lagi ini hanyalah satu sisi dari cinta, karena seharusnya cinta tidak hanya pada saat menyenangkan dan bahagia saja tetapi cinta juga berkata "maukah engkau melakukan sesuatu yang sulit dan tidak menyenangkan demi untuk kebahagiaan orang yang kamu cinta?" atau seandainya cinta berkata"Relakah engkau berkorban untuk kebahagiaan orang yang kamu cinta?" Pada sisi yang kedua inilah sebuah cinta diuji, dan maukah kita untuk tetap konsisten terhadap ucapan kata cinta kita?

Segala sesuatu mempunyai dua sisi yang berlawanan dan pada saat kita mengambil sesuatu tersebut, kita harus tahu dan mau untuk menerima keduanya karena tidak mungkin kita hanya mengambil satu sisinya saja. Secara umum tidak ada seorangpun yang mau dicintai hanya pada saat senang dan bahagia saja kemudian pada saat kondisi yang tidak menyenangkan ditinggalkan begitu saja.

Sahabat, cinta adalah sesuatu yang suci dan mulia dan bukanlah sekedar ucapan yang indah tetapi adalah sebuah kemauan dan tindakan nyata yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Marilah kita belajar memahami makna sebuah kata cinta, agar cinta tidak berubah menjadi sebuah sembilu yang menyayat dan menggores hati orang lain.

Tulisan ini hanyalah sekedar pemahaman penulis yang masih harus banyak belajar, sehingga sangat mungkin ada hal-hal yang kurang sependapat dengan para sahabat yang sempat membaca tulisan ini. Mohon untuk dapat memberikan masukan dan komentar pada kolom yang tersedia agar kita dapat saling menambah pemahaman untuk menjadi lebih baik, terima kasih.

Tonton video kata kata mutiara yang ini juga ya guys, thank you :)






Sabtu, 15 Oktober 2016

Pengaruh perkataan tergantung siapa yang mengatakannya


"Kata-kata yang sama akan berbeda pengaruhnya apabila diucapkan oleh orang yang berbeda"

Didalam aktifitas yang kita lakukan sehari-hari pastilah tidak akan terlepas dari komunikasi dengan orang lain disekitar kita baik itu di dalam keluarga, sekolah, pekerjaan ataupun di komunitas sosial kita. Secara umum kita menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Seringkali kita mendengar orang bercerita tentang seseorang yang bagus sekali dalam membawakan suatu ceramah dalam sebuah seminar ataupun seorang Ustadz/Pastor/Pendeta/Biarawan dalam membawakan sebuah khotbah keagamaan terasa begitu mengena dan menarik untuk di dengarkan. Pertanyaannya adalah "mengapa dengan perkataan dan materi yang sama dapat berbeda pengaruhnya terhadap orang yang mendengarkannya?" Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, diantaranya adalah:

1. Pribadi Pembicara
Latar belakang atau siapakah sang pembicara sangatlah berpengaruh terhadap segala sesuatu yang dikatakannya karena gambaran pribadi ini secara tidak langsung sudah tertanam di dalam benak pendengarnya sebagai sosok yang bisa dipercaya dan menyenangkan sehingga pada saat orang tersebut mengucapkan perkataannya akan langsung diterima sebagai sesuatu yang baik dan dapat dipercaya. Sebuah contoh sederhananya adalah seorang anak akan sangat percaya pada orang tuanya karena sudah tertanam di dalam benaknya bahwa orang tuanya adalah orang yang baik dan menyayanginya.

2. Kekuasaan yang ada dalam pribadi pembicara
Dalam hal kekuasaan ini yang saya maksud adalah bisa berupa suatu jabatan dalam sebuah organisasi ataupun dalam suatu komunitas. Contoh dalam sebuah organisasi adalah ide/pendapat seorang atasan akan lebih dipercaya dan didengarkan daripada ide yang sama yang diucapkan oleh seorang karyawan baru/anak buah.

3. Keahlian dalam pengucapan dan penyampaian kata-kata
Gaya penyampaian/ekspresi dan intonasi dari kata-kata yang diucapkan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengaruh kata-kata yang diucapkan. Misalnya anda berbicara dengan orang yang intonasinya datar-datar saja dan tanpa ekspresi pastilah kurang menyenangkan dan tidak enak untuk didengarkan dan begitu pula sebaliknya.

4. Popularitas pembicara
Hal ini hampir mirip dengan faktor pribadi pembicara, tetapi yang membedakan adalah bahwa dalam popularitas ini terkadang orang tidak tahu latar belakangnya tetapi hanya tahu pada saat orang/pembicara tersebut sudah popular sehingga ada rasa keingintahuan saja tentang apa yang akan dikatakan oleh figur publik tersebut. Walaupun popularitas belum tentu menjamin akan kualitas orang yang popular tersebut tetapi hal ini akan sangat membantu untuk membuat dia lebih didengar daripada orang yang kurang popular.

Mungkin beberapa hal di ataslah yang cukup berpengaruh dalam penyampaian sebuah perkataan sehingga berbeda pengaruhnya antara orang yang satu dengan yang lainnya walaupun apa yang dikatakan adalah sebuah perkataan yang sama.

Silahkan berkunjung ke Channel Ungkapan Hati untuk menonton video kata kata bijak mutiara kehidupan, video musikalisasi puisi, ucapan ulang tahun dan video kata kata yang lainnya.




Kamis, 13 Oktober 2016

Terbawa Suasana

Perasaan dan hati manusia pada dasarnya sangat lembut serta sangat mudah terpengaruh dan tersentuh oleh suasana yang ada di sekitar kita. Biasanya apa yang dirasakan oleh panca indera yang ada di tubuh kita akan langsung berpengaruh pada suasana hati. Adapun indera yang sangat berpengaruh dalam hal ini adalah mata dan telinga, walaupun indera yang lain juga mendukung pengaruh indera yang dominan tersebut. 

Sebuah pertanyaan sehubungan dengan paragraf di atas, mengapa indera mata dan telinga yang sangat berpengaruh di dalam hal ini? Karena kedua indera tersebut yang dapat memberikan sebuah gambaran tentang suasana yang ada di sekitar kita. Pada saat kita mendapatkan gambaran suasana tersebut, maka otak dan perasaan/hati kita akan langsung memproses dan memberikan reaksi tanpa kita harus memberikan perintah (tanpa sadar). Berbeda dengan indera lainnya yang hanya memberikan efek langsung kepada tubuh, walaupun demikian kadang-kadang reaksi dari tubuh juga dapat mempengaruhi suasana hati kita.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa proses dan pengaruh yang dipicu dari indera mata dan telinga tidaklah disadari, maka kita baru akan menyadarinya setelah adanya efek yang ditimbulkan dari indera kita tersebut. Dan pada saat kita sadar, maka perasaan dan hati kita pun sudah terpengaruh oleh gambaran suasana yang ada. Sebuah contoh sederhana, misalnya pada saat kita menonton sebuah sinetron yang menyedihkan maka secara tidak sadar kita terpengaruh menjadi sedih juga bahkan bisa sampai menangis. Pada sebagian orang yang mempunyai tingkat kesadaran dan pengendalian diri yang tinggi mungkin akan lebih cepat menyadari kondisi ini, sehingga seolah-olah mereka tidak pernah atau tidak mudah terbawa oleh suasana yang ada.

Pertanyaannya adalah, apakah mudah terbawa suasana itu tidak baik? Segala hal pasti ada kebaikannya dan juga ada keburukannya, tinggal bagaimana kita mengelola dan sadar bahwa perasaan dan hati kita sangat mudah terpengaruh/terbawa suasana yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh yang baik tentang hal ini adalah: pada saat seseorang terpengaruh oleh suasana yang ada dan suasana tersebut memicu imajinasi atau kreatifitas kita untuk menciptakan sesuatu. Sebagai contoh misalnya: terciptanya sebuah lagu, karya sastra, puisi, ide baru dan sebagainya. Di bawah ini adalah salah satu contoh puisi yang saya tulis pada saat saya sedang terbawa suasana siang hari yang gelap dan hujan, sehingga memicu kesenduan bagi saya.


Temaram hari meredupkan jiwa
Merambah ruang jantung dan sukma
Syahdu dan sendunya nuansa rindu
Mengetuk pintu rasa bilik kalbu

Rintih dan tangis saling berpadu
Terdengar lirih dan kian memilu
Teringat masa indah yang telah berlalu
Tinggalkan perih sayatan sembilu

Tetes air mata tiada terbendung
Menitik di wajah yang kian layu
Indah binar mata pun telah sayu
Hilang bersama cerita masa lalu

Terseok kaki melangkah gontai
Meniti jalan takdir yang menanti
Mengharap matahari akan bersinar lagi
Mengganti temaram hari dan hati

Jumat, 07 Oktober 2016

Kata Kata Bijak Mutiara Kehidupan Bersyukur, Berlari dan Bercerminlah agar Hidup Terus Melangkah


"Pandanglah ke bawah dan bersyukurlah, pandanglah ke atas dan kejarlah, pandanglah cermin dan pahamilah diri"


Kita sering merasakan senang dan susah yang silih berganti di dalam hari-hari yang telah kita lewati, pada saat kita berada dalam kondisi yang menyenangkan mungkin tidak perlu kita mempermasalahkan kondisi tersebut, tetapi adakalanya kita merasa frustasi dan kecewa terhadap kehidupan yang sedang kita jalani pada saat kondisi kita sedang tidak menyenangkan. Berbagai masalah seolah datang bertubi-tubi tiada terbendung dan menjadikan diri kita seperti tiada berarti dan berguna, bahkan sampai merasa bahwa kita adalah orang yang paling menderita.

Secara kurang lebih, mungkin hampir semua orang pernah mengalami dan merasakan hal tersebut di atas. Pada saat seperti itu cobalah kita tenangkan hati dan memandang kehidupan yang ada sekitar kita.

Pandanglah ke bawah dan bersyukurlah


Cobalah mengingat kembali dan merenung tentang hal-hal diluar diri kita yang pernah kita lihat ataupun cerita yang pernah kita dengar. Diantara kondisi yang pernah kita lihat atau dengar tersebut pastilah ada suatu kondisi dimana orang lain mengalami suatu hal yang cukup membuat hati kita merasa iba/kasihan. Pada saat hati kita bisa merasa kasihan terhadap orang lain tentu saja dikarenakan kita merasa mempunyai kondisi yang lebih baik dari orang yang kita kasihani. Dari hal tersebut di atas, kita seharusnya masih merasa bersyukur bahwa ternyata kita masih diberikan sebuah kondisi yang lebih baik. Dan mungkin juga masih banyak lagi orang yang tanpa kita ketahui mempunyai kondisi yang lebih tidak menyenangkan dibandingkan kondisi yang sedang kita hadapi. Tetapi jangan sampai dengan cara pandang ini kita menjadi sombong dan merendahkan orang yang mempunyai keadaan di bawah kita. Saya secara pribadi cukup kagum terhadap sebuah falsafah orang Jawa "nrimo ing pandum" (menerima apa adanya) yang mengajarkan seseorang untuk selalu menerima apa yang terjadi dan mensyukurinya. Mereka juga masih bisa berkata "untung tidak...." (misalnya pada kejadian kecelakaan, walaupun sakit parah mereka masih dapat berkata "untung tidak sampai meninggal") dan saya rasa ini adalah suatu ungkapan syukur atas suatu kejadian yang tidak menyenangkan.

Pandanglah ke atas dan kejarlah


Dengan cara yang sama seperti di atas cobalah untuk memandang ke atas, dimana akan kita lihat banyak sekali orang yang lebih daripada kita. Jadikanlah kesuksesan yang kita lihat tersebut sebagai sebuah motivasi untuk bangkit kembali dari setiap masalah ataupun keterpurukan yang kita alami. Saya pernah mendengar sebuah perkataan, "orang lain bisa, mengapa kita tidak? Padahal kita menghirup udara yang sama, sama-sama makan nasi dan seterusnya". Mungkin anda juga sudah pernah mendengar perkataan tersebut. Bagi saya sendiri, perkataan tersebut cukup memotivasi dan mendongkrak semangat untuk bangkit dan mengejar harapan. Tetapi janganlah dengan cara memandang ke atas seperti ini menyebabkan kita mempunyai rasa iri atau juga malah semakin berkecil hati. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil segala sesuatu yang kita lihat tersebut dari sisi yang positif untuk diri kita.

Tataplah cermin dan pahamilah diri


Hampir semua orang pasti pernah melakukan dan mengerti untuk apa kita berdiri di depan sebuah cermin dan menatapnya. Pastilah kita akan melihat diri kita sendiri dan kemudian menilanya. Apakah yang dinilai pada saat kita bercermin? Tentu penampilan kita secara fisik yang akan terlihat dan dapat kita nilai. Apakah wajah kita sudah terlihat segar? Apakah rambut kita sudah tersisir dengan rapi? Apakah masih ada kotoran yang melekat? Apakah baju kita sudah terpasang dengan benar dan rapi? Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang akan terjawab pada saat kita melihat sebuah cermin. Demikian juga maksud dari tataplah cermin dan pahamilah diri anda. Dalam hal ini tidak sekedar tentang masalah fisik saja tetapi juga masalah yang lainnya, misalnya: bagaimana dengan hati kita, kemampuan kita, kelemahan kita dan lain sebagainya. Hati kita dapat kita jadikan sebagai sebuah cermin untuk melihat diri kita, dimana seseorang dapat melihat dirinya sendiri bukan melalui perkataan orang. Dengan cermin hati cobalah untuk memahami dan mengerti seperti apakah diri kita yang sebenarnya. Adakalanya kita lupa untuk bercermin tentang hidup yang telah kita jalani karena kita selalu disibukkan oleh hal-hal dan masalah yang ada. Dengan menatap sebuah cermin kita dapat lebih mawas diri dan juga mengerti akan kelebihan serta kekurangan kita. Satu hal yang saya tahu tentang sebuah cermin adalah "cermin tidak pernah berbohong atau pun menutupi sesuatu yang memang kelihatan"

Tulisan ini hanyalah sekedar untuk mengingatkan dan sebagai pembelajaran diri saya sendiri, tanpa ada maksud yang lain. Apabila ada sahabat yang membaca tulisan ini dan ingin memberikan masukan, mohon untuk dapat menuliskannya pada kolom komentar yang tersedia, terima kasih.